Rasa kantuk kian menjauh, entah hilang dibawa sunyinya malam yang semakin larut atau pecah berkeping karena kena sambaran petir yang tadi datang menyambar-nyambar. Kini hujan telah turun dengan derasnya, rintik air yang membasahi tanah membuat suasana malam ini yang tadinya sunyi menjadi kian riuh. Butiran air hujan yang hinggap dijendela kaca kamar membuat pemandangan tersendiri. Anganku terbang kesana kemari tidak beraturan, seperti kapas yang sedang melayang-layang tidak tau akan jatuh tepat dimana. Detik demi detik terus berjalan, terbungkus oleh menit demi menit yang terus berlari mengusir rasa kantuk yang coba hinggap kembali.
Kamis, 22 September 2016
Tidak Berlebihan
Entah saat ini Aku sedang bertaruh untuk kalah atau menang
Aku hanya yakin akan satu hal
Sesuatu yang dibuat-buat pasti tidak akan berumur lama
Kalau bumi ciptaan Yang Maha Kuasa aja
Hanya bersifat sementara
Lantas bagaimana dengan sifat sok ramah,
Sok hormat, sok patuh, sok cakep, sok kalem, sok romantis, sok kaya
Dan sifat sok-sok mu yang lain itu??
Ayolah kawan,
Hidup yang hanya satu kali ini
Terasa hina rasanya kalau hanya
Engkau penuhi dengan kebohongan
Rabu, 21 September 2016
Pen Sahabatku...
Maafkan aku yang telah lama tidak menyapamu...
Maafkan juga aku jika selama ini telah mengabaikanmu
Kini aku baru sadar semuanya Pen...
Maafkan aku ya Pen, aku sungguh-sungguh menyesal,
Pen...Apakah kamu baik-baik saja?
Okelah lah Pen, mungkin kamu masih marah
Tidak apa-apa Pen, aku juga ngerti kok perasaanmu
Mungkin itu perasaan yang sama dengan
Apa yang pernah aku rasakan
Pen, sahabatku...
Sahabat? Bolehkah aku menganggapmu sebagai seorang sahabat?
Hallo Pen..
Okelah Pen...biar aku lanjutkan kata-kataku
Sedih memang hidup sendirian
Hanya berteman sepi dan keheningan
Tidak ada teman disana
Kecuali suara jangkrik yang saling bersahutan
Pada malam hari
Itulah sebabnya aku ingin minta maaf kepadamu
Aku sadar akan kesalahanku selama ini
Selama ini aku datang atau mencari mu
Tatkala kalau hanya sedang butuh bantuanmu saja
Habis itu sudah, aku tinggalkan kamu begitu saja
Tidak dianggap bagaikan panci bekas
Yang siap-siap masuk tong sampah
Itu dulu Pen, sekarang hal itu tidak akan terjadi lagi
Tidak akan aku biarkan kau sendirian lagi
Tidak akan ada malam-malam hening dan sepi
Yang akan kau lalui sendirian
Kini ada aku yang akan selalu menemanimu
Akan banyak malam-malam yang indah buat kita berdua
Aku janji....
Penna ✒️
Senin, 19 September 2016
Jumat, 16 September 2016
Hujan
Biarkan hujan malam ini turun dengan lebatnya
Mungkin awan sudah tidak sanggup lagi menahannya
Laksana rindu yang terpendam
Mungkin awan sudah tidak sanggup lagi menahannya
Laksana rindu yang terpendam
Rintik demi rintik biarkan mereka jatuh sesukanya
Membuat genangan yang tak terkira
Tanpa ada yang bisa menghentikan
Tanpa ada yang bisa menghentikan
Sama seperti serpihan-serpihan rindu ini
Yang telah lama terpendam
Biarkan ia menjadi sebuah gundukan laksana gunung es
Biarkan ia menjadi sebuah gundukan laksana gunung es
Tidak nampak diluar tapi kokoh dipalung paling dasar
Tidak pernah goyah sedikitpun
Walau diterjang ombak dan badai sekeras apapun
Ia akan tetap bertahan
Jangankan retak atau roboh, bahkan
Tidak akan geser barang sedikitpun
Antara rindu, hujan dan dirimu
Adalah trilogi yang tidak bisa dipisahkan
#R053
Langganan:
Postingan (Atom)